Tuesday, 31 May 2011

Ibu engkaulah permata hatiku


Ibu, terima kasih kerana telah membesarkan aku dengan penuh belaian kasih sayang,dengan penuh keikhlasan,dengan penuh didikan tanpa mengira penat lelah ibu terus tidak berputus asa dalam mendidikku menjadi insan berguna. Ibu hanya Allah swt yang mampu membalas segala jasamu Ibu, tak termampu rasanya aku untuk memberi semula apa yang telah Ibu berikan sedari kecil.

Bagi yang sudah tidak punya Ibu, mereka hanya mampu mengimbau kenangan lalu untuk terus mendakapi Ibunya,mereka penuh dengan kekesalan sewaktu Ibu mereka masih ada mereka tidak melakukan apa yang sepatutnya mereka lakukan. Hinggalah disaat Ibu mereka kembali ke rahmatullah disaat itu bergenang air mata darah sekalipun namun sudah tiada ertinya.Mereka lupa untuk mendakapi ibu mereka, mereka lupa untuk mengucup pipi Ibu mereka dan mereka lupa untuk mendukung Ibu mereka dan yang paling dikesali mereka lupa untuk menabur budi dan jasa demi menggembirakan hati Ibu.

Ibu disaat aku mencoret nukilan ini hati ini terlalu merinduimu Ibu,hati ini tidak mampu untuk berteriak memanggilmu Ibu,Ya Allah…betapa aku menyayangi Ibuku Ya Allah,Kau peliharalah Ibuku sebagaimana dia memeliharaku sejak kecil Ya Allah,Ya Allah Kau berikanlah cahaya kegembiraan buat Ibuku Ya Allah,dekatkanlah dia dengan diriMu Ya Allah,aku hanya insan yang lemah Ya Allah dan aku memerlukan pertolonganMu Ya Allah demi menggembirakan hati Ibu Ya Allah.

Sekarang aku jauh darimu Ibu, disudut kota yang aku tak mengenalnya. Dan jarang sekali aku melihat tatapan itu lagi, jarang sekali aku menikmati senyum manis Ibu yang sejukkan hati. Tapi indah senandungmu masih terngiang dalam sisi ruang telingaku, dan tak akan pernah aku hapus. Ibu tau….? Disini aku-pun kadang terjatuh, aku tak mampu menahan hempasan kesedihan yang terkadang sangat kejam menerpaku. Tapi setidaknya aku masih menyimpan kidungmu Ibu yang pernah kau lantunkan untukku, hingga bisa selalu aku dengar. Aku masih punya rangkaian kata indahmu, untuk selalu aku resapi. Dengan itulah aku kembali berdiri, kembali menatap apa yang aku cari.

“Bangun Long..! bila along nak balik bawa humaira dan hadid?” suara Ibu terdengar merdu ditelingaku. “Bangun Long,Along tidak mahu memeluk Mak ke?”, suara Ibu terus terdengar tapi aku tidak melihat Ibu.Suara yang merdu itu lama kelamaan mulai lirih terdengar, dan akhirnya tidak terdengar lagi dan Handphone ku berbunyi begitu keras.Getarannya sangat besar hingga sangat terasa.Ternyata suara Ibu hanya dalam mimpi dan aku menarik nafas panjang. Rupanya aku bermimpi merindui Ibu. Aku juga rindu sama Ibu, aku ingin pulang. Tapi harus menunggu hujung minggu ini, aku harus pulang dan tanganku menyeka air mata yang tetiba mengalir, diiringi isakkan sendu dari mulutku.

Alhamdulillah aku masih punya Ibu,bagaimana kawanku yang sudah tidak punyai Ibu?

1 comment: